Indonesia memang negara yang memiliki cita-rasa masakan yang beragam, terutama untuk masakan tradisonal. Keberagaman ini dikarenakan ...
Indonesia memang negara yang memiliki cita-rasa masakan yang beragam, terutama untuk masakan tradisonal. Keberagaman ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan banyak ciri budaya dan tentunya mempengaruhi pada cita rasa masakan tiap suku bangsa.
Hal ini rupanya dimanfaatkan oleh Kedutaan Besar RI dan Djarum Foundation serta Kementrian Pariwisata untuk memperkenalkan kuliner Indonesia serta mendobrak naik nama Indonesia dimata dunia.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui Program Pengenalan Kuliner Indonesia di Jepang dan Pameran Indonesia Culinary Fair Tokyo 2016 pada Senin (16/05/2016) yang digelar di Shinagawa Prince Hotel, Tokyo.
Dari acara yang diselenggarakan di Jepang ini rupanya didapat hasil yang cukup positif terkait ketertarikan masyarakat Jepang pada masakan indonesia, terutama sejenis Sup, seperti Soto Lamongan. Tempe Goreng, Sate Maranggi, hingga Gado-Gado.
Meski peluang masakan Nusantara cocok untuk menu masakan dunia, tapi menurut Yusron Ihza -Duta Besar RI untuk Jepang, promosi dan upaya bersama dari masyarakat Indonesia masih sangat diperlukan untuk mewujudkan hal itu.
"Mengingat apa yang sudah dilakukan oleh Thailand atau negara-negara lain di Asia, sebetulnya Indonesia sudah agak terlambat untuk mempromosikan kuliner Nusantara di negara-negara asing. Kita perlu promosi besar-besaran dan standarisasi makanan kita, misalnya yang disebut pedas itu bagaimana, pedas sedang itu seperti apa. Ini yang perlu kita standarisasikan karena di mana-mana pedas kita itu berbeda," ucap Yusron, di sela peluncuran pameran kuliner tersebut.Pada Kamis (12/5) tim yang dipimpin oleh pakar kuliner William Wongso dan terdiri atas 4 siswi SMKN 1 Kudus yang menjadi calon chef khusus KBRI memperkenalkan masakan Indonesia di sekolah masak Hattori Nutririon Collage. Mereka mendemonstrasikan cara memasak Soto Ayam Lamongan, Asem Padeh Tongkol, dan Rendang Padang Daging Giling.
Afifah bersama tiga rekannya dari SMKN 1 Kudus, yaitu Meida Intan Anggraini, Hilmi Yolandi, dan Divia Amelia dikirim secara khusu ke Jepang untuk membantu tenaga kuliner ahli disana dalam acara pameran tersebut.“Mereka paling suka soto lamongan, yang sup-sup gitu. Tempe juga mereka suka,” ucap Afifah Ramadani, lulusan SMKN 1 Kudus.
Hal senada juga diutarakan Peter, pemilik Pelangi Cafe yang berlokasi di Shinagawa, Tokyo, Jepang. Pria yang menyediakan makanan asli Indonesia itu mengatakan bahwa orang Jepang tidak suka makanan asin dan pedas.“Bisa dilihat di acara ini, semua menu habis. Memang orang Jepang ini tidak suka pedas, seperti rendang. Jadi untuk rendang pedasnya kita sesuaikan,” ucap William.
Peter selalu mengubah-bah menu makanan di kafenya sesuai musim. Seperti rendang, opor dan sup, dimusim dingin. Sate Kambing, Sate Udang, Ikan Bakar, dan Menu Barbeque lain, dimusim kemarau.“Mereka lebih suka menu yang simpel dan cepat saji. Saya sendiri usahakan agar lima menit jadi,” ucap Peter.
Dari pengalaman 1,5 tahun mengelola restoran di Jepang, Peter tahu bahwa orang Jepang suka gado-gado, dan cemilan-cemilan semisal rujak, asinan, atau ikan-ikan kecil.
Lalu bagaimana dengan kamu? Punya saran masakan yang cocok untuk lidah orang-orang jepang? Tinggalkan pendapat kamu dikolom komentar dibawah.
~Sampai bertemu diartikel berikutnya
Sumber : Passore, Tribunnews, dan sumber lain

COMMENTS