Telah ditemukan kumpulan dokumen tulisan tangan fiksi dan esai yang ditulis oleh puluhan penulis terkenal di tahun 1933-1934 di sebuah maj...
Telah ditemukan kumpulan dokumen tulisan tangan fiksi dan esai yang ditulis oleh puluhan penulis terkenal di tahun 1933-1934 di sebuah majalah mingguan tertua di Jepang, yaitu Sunday Mainichi. Setelah ditemukan, dokumen tersebut ingin dijadikan sebagai sumber utama dalam sebuah kepenelitian literatur, karena banyaknya kolom komentar dan pengkoreksian yang ditulis para penulis terkenal tersebut dalam naskah yang ia buat.
Aktor Komedi, Roppa Furukawa menulis tentang pekerjaannya, "Tidak ada yang lebih baik dibandingkan ini," dalam tulisannya, pekerjaan yang dimaksudkan olehnya adalah pedansa. Juga ada naskah memoir yang ditulis oleh Eleonora Ragusa, atau dikenal sebagai Ragusa Tama, seorang pelukis yang kembali ke Jepang setelah merantau setengah abad di Itali.
"Terdapat jarak yang cukup lebar antara naskah-naskah ini dengan penulis, karena majalah itu semacam hal major." Kata Shunji Chiba, Profesor Sastra Jepang modern di Waseda University. "Sangat langka bisa menemukan naskah tulisan tangan sebanyak ini dalam sekali temuan."
Ada dugaan bahwa dahulu dokumen itu dibawa oleh seorang staff di Departemen editorial majalah untuk dijaga dari ancaman terbakar atau terkena bom saat perang dunia II berlangsung. Seseorang yang dipercaya untuk melindungi dokumen tersebut diakhir hayatnya telah mendonasikan kepada majalah sunday mainichi juni tahun ini.
Dokumen tulisan tangan tersebut ditulis oleh penulis terkenal seperti; Kan Kikuchi, Sanjugo Naoki, Koji Uno, dan Masuji Ibuse. Dalam sebuah cerita yang dibuat oleh Naoki, terlihat banyak bulatan yang dibuat olehnya di setiap sudut kanan setiap panel naskah, dari segi banyak revisi tersebut, terlihat bila penulis ingin mempertegas tulisannya. Sedangkan Koji Uno, yang dijuluki "Iblisnya Sastra" menuliskan kesannya tentang Osaka dalam sebuah esai yang berjudul "Urayamashii Osaka", atau bila kita artikan ke bahasa indonesia, "Iri nya Osaka". "Osaka merupakan kota gunung dan air, bukan kota rokok ataupun kota jelaga." Naskah milikinya sampai menghitam karena penuh dengan tulisan-tulisan sampai di pinggirnya. Dalam naskah cerita singkat Kido Okamoto yang berjudul, "Yume no Oshichi (Oshichi di mimpi), penuh dengan stempel tulisan 'penting' dan 'cepat dikerjakan', mengisyaratkan betapa sibuknya proses mengetik sebelum deadline saat itu.
Aktor Komedi, Roppa Furukawa menulis tentang pekerjaannya, "Tidak ada yang lebih baik dibandingkan ini," dalam tulisannya, pekerjaan yang dimaksudkan olehnya adalah pedansa. Juga ada naskah memoir yang ditulis oleh Eleonora Ragusa, atau dikenal sebagai Ragusa Tama, seorang pelukis yang kembali ke Jepang setelah merantau setengah abad di Itali.
"Terdapat jarak yang cukup lebar antara naskah-naskah ini dengan penulis, karena majalah itu semacam hal major." Kata Shunji Chiba, Profesor Sastra Jepang modern di Waseda University. "Sangat langka bisa menemukan naskah tulisan tangan sebanyak ini dalam sekali temuan."
Majalah Sunday Mainichi diluncurkan pada tahun 1922 yang ditujukan untuk memperingati kantor gedung baru Osaka Mainichi Shimbun, salah satu pendahulu Mainichi simbun, bersamaan dengan Eibun Mainichi English edition dan Tenji Mainichi Braille edition.
Sumber : JapanBullet.com

COMMENTS